Membaca
indonesia yang tak berbenah diri menghayati akan entitas yang menghalangi
dari sikap ketenaran dan eksistensi sang
otoriter,dalam distansi sosial dan dinamika ekonomi yang tak beraturan membuat
deficit APBN merosot. Urgensi khayalan dan sikap kritis dalam benak seorang
insan akan pentingnya sebuah kesadaran NASIONALISME dalam diri, menjadi acuan
dasar pragmatisasi dalam sebuah dongeng dan sandiwara belaka. Lihatlah wahai
pribumi akankah kau tau makna yang tersirat dalam hakekat manusia yang harus
memperjuangkan martabat bangsa ini, tentu awal daripada pergerakan hanya sebuah
ilustrasi tingkat dewa yang di dambakan manusia kaum sudra yang tak mau mengenal
hakekat seorang insan dan tanah air. Pembodohan dan asumsi ilmu pengetahuan
yang dikambing hitamkan dalam politik,selalu menjadi santapan oleh sang penguasa.
Dibalik layar hati sang penguasa, tercecer beribu-ribu bahkan berjuta-jutan
korban kebiadaban sang penguasa. Sikap dalam banyolan GUS DUR yang sering kita
dengar “gitu aja kok repot”, akankah kita sebagai generasi penerus bangsa patut
bersenang-senang. Kita butuh kontemplasi akan semua sejarah flashback masa yang
penuh dengan jeritan,luka,dan darah dari kaum pejuang negri yang kini tak
dianggap lagi karena hausnya urgensi kepemimpinan yang hitam.
REFLEKSI MAHASISWA Mengapa kita selalu mengingkari nikmat yang telah diberi oleh sang pencipta. Manusia diciptakan untuk memimpin bumi, manusia yang katanya sering disebut khalifah fil ‘ard. Terkadang kita lupa sejatinya diri kita terlepas dari kehidupan yang memberi kita tumpukan empuk untuk bekerja separuh jiwa raga dan oleh apa yang bisa kita raih, tapi apa yang kita lihat justru jauh dari kata kebersamaan,damai, dan sejahtera. Disini kita yang selaku mahasiswa dituntut lebih untuk memperjuangakan semua itu, memperjuangkan apa yang ada di negri tercinta ini. Persoalan-persoalan social,ekonomi,politik sudah barang tentu menjadi bahan santapan kita sehari-hari,tetapi apakah mahasiswa memikirkan untuk apa hasil diskusi tanpa sebuah penghayatan dan keberlanjutan untuk memperjuangkan semua itu.
Komentar
Posting Komentar